Mau tau kenapa dan apa penyebab bayi gumoh? Bayi muntah banyak atau gumoh setelah minum ASI, kadang gumoh keluar lewat hidung, dan disertai cegukan adalah hal yang umum terjadi pada kebanyakan bayi, sama seperti kentut yang sering terjadi pada bayi.
Mendetail.com – Bagi seorang ibu, khususnya mereka para ibu muda atau ibu yang baru mengalami kali pertama memiliki momongan, tentu merasa khawatir jika melihat bayi mereka muntah. Saya sendiri memiliki seorang kakak yang bayinya sangat sering gumoh atau muntah.
Namun berbeda dengan kebanyakan bayi, disini saya membandingkannya dengan adik saya semasa bayi dengan anak dari kakak saya, gumoh anak kakak saya di luar normal. Gumoh atau muntahannnya sangat banyak dibandingkan jumlah gumoh kebanyakan bayi lainnya. Selain itu, frekuensi gumohnya juga terbilang sering. Sebenarnya, apa yang menyebabkan bayi gumoh atau muntah, dan apakah ini adalah hal yang perlu dikhawatirkan?
Jawabannya, jangan khawatir. Kebanyakan bayi memang sering sekali muntah. Mereka akan bersendawa, dan saat itu susu juga keluar dari mulutnya. Hal ini di masyarakat Indonesia lebih dikenal dengan sebutan gumoh dan biasanya tidak perlu khawatir.
Namun dalam kasus kakak saya, bayinya muntah dalam jumlah besar, dan tentu ini menjadi keprihatinan bagi saya dan keluarga. Untuk menjelaskannya, berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab bayi sering gumoh:
1. Reflux yang Masih Berkembang
Nama panjang untuk refluks adalah gastro-esofagus reflux (GOR). Bayi mengalami refluks karena katup otot di ujung pipa makanan, yang fungsinya menahan makanan agar tetap di perut, masih dalam tahap berkembang. Itu artinya, saat perut bayi Anda penuh dengan ASI, makanan dan asam lambung kadang-kadang akan kembali ke atas pipa makanan.
Refluks bisa membuat bayi Anda membawa sedikit susu kembali ke mulut dan muntah, dan kadang-kadang juga bisa membuat bayi cegukan. Hal ini kadang-kadang juga akan membuat bayi batuk, terutama jika ASI atau susu masuk ke “jalan yang salah”. Jadi intinya ini adalah hal yang normal jadi anda tidak perlu khawatir.
Meski begitu bukan berarti kita bisa merasa aman-aman saja. Karena ada kasus refluks yang lebih parah yang bisa membuat bayi menjadi sakit, dan biasanya sering terjadi setelah makan. Kondisi ini sampai membuatnya menangis dan sering kali terbatuk.
Jika bayi Anda mengalami hal ini, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter. Dia mungkin meresepkan antasida yang sudah dirancang untuk bayi, atau mungkin pengental pakan yang bisa ditambahkan ke ASI atau susu formula.
2. Alergi atau Intoleransi Susu Sapi
Jika bayi Anda alergi terhadap susu sapi, itu berarti sistem kekebalan tubuhnya bereaksi terhadap protein susu sapi. Intoleransi, berarti ia kesulitan mencerna laktosa. Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu. Protein susu sapi dan laktosa ditemukan di banyak susu formula. Bahkan, jika anda ibunya juga meminum susu formula atau produk susu lainnya seperti keju dan yoghurt, gula dan laktosa itu juga akan masuk ke dalam ASI Anda.
Jika bayi anda yang alergi atau intoleransi terhadap susu sapi, maka ia bisa saja muntah setelah makan. Dalam kondisi seperti ini, biasanya sulit membedakan antara ini dan refluks.
Meski begitu, ada tanda-tanda jika bayi Anda memang memiliki masalah dengan susu sapi. Jika bayi alergi atau intoleransi terhadap susu sapi, bayi anda biasanuya juga akan mengalami:
- Eksim
- Sakit perut
- Diare
- Sembelit
- Sulit mendapatkan berat badan yang cukup
Jika Anda khawatir bayi Anda bermasalah dengan produk susu, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan. Jika Anda menyusui bayi, Anda bisa minta saran dari dokter Anda bagaimana diet yang tepat atau bahkan pemangkasan susu sapi dari diet Anda untuk sementara waktu. Untuk produk susu formula bayi, alternatifnya bisa mencoba susu formula hypoallergenic. Namun perlu dicatat, tetap perlu mengkonsultasikan penggunaan susu ini dengan dokter sebelum menggunakannya.
Saat anda berkonsultasi dengan dokter, pertama ia biasanya akan memeriksa gejala bayi, untuk meyakinkan sebenarnya apa yang dialami bayi anda. Jika ternyata dokter Anda tidak melihat kalau bayi Anda tidak memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu sapi, ia mungkin akan merujuknya ke spesialis.
3. Masalah pada Perut
Jika muntah bayi Anda terjadi secara tiba-tiba, atau jika bayi anda juga mengalami diare, ia mungkin memiliki masalah pada perut seperti gastroenteritis. Gastroenteritis bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Jika anda mengira kalau bayi anda memang memiliki masalah pada perutnya, maka segera hubungi dokter. Dokter kadang juga akan meminta sampel kotoran bayi untuk diperiksa dan mengetahui cara terbaik mengobati bayi Anda.
Muntah dan diare membuat bayi Anda kehilangan cairan yang sangat penting bagi manusia, apalagi bayi. Cairan ini harus diganti agar bayi tidak dehidrasi. Oleh karena itu, berikan seteguk cairan rehidrasi oral (oralit), beberapa kali dalam satu jam (jelasnya, minta saran kepada dokter). Dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan solusi terbaik untuk bayi Anda. Anda bisa memberikannya bersama ASI yang biasa atau susu formula, dan air.
4. Penyakit atau Infeksi
Kadang-kadang, bayi yang muntah secara tidak normal juga bisa disebabkan karena adanya infeksi atau penyakit. Tanda-tanda atau gejala jika muntah bayi anda disebabkan oleh infeksi atau penyakit antara lain adalah, jika bayi anda mengalami:
- Demam
- Kehilangan selera makan
- Gampang marah
- Kelesuan
- Ruam
- Batuk
- Hidung tersumbat
Muntah juga bisa menjadi salah satu gejala dari:
- Flu
- Demam berdarah
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi telinga
Gejala-gejala diatas, termasuk muntah juga bisa menjadi gejala dari penyakit yang lebih serius seperti meningitis, yang membutuhkan pengobatan yang cepat. Jadi segeralah bawa bayi Anda ke dokter jika gejala diatas anda lihat dialami oleh bayi anda.
5. Stenosis Pilorus
Ini adalah kondisi langka yang bisa menyebabkan bayi Anda muntah secara berlebihan dan deras dalam waktu setengah jam dari makan. Stenosis pilorus kemungkinan besar dimulai saat bayi Anda berusia sekitar enam minggu, tetapi bisa juga muncul setiap saat sebelum ia berusia empat bulan. Kadang-kadang masalah ini juga bisa menurun dalam keluarga, dan anak laki-laki sekitar empat kali lebih mungkin untuk mengalami Stenosis Pilorus dibandingkan anak perempuan.
Stenosis pilorus terjadi karena otot mengendalikan katup terkemuka dari perut ke dalam usus mengental. Ini akan mencegah katup terbuka secara cukup untuk membiarkan makanan dan susu melewatinya, sehingga akan tetap di perut atau datang kembali. Masalahnya mudah diatasi dengan operasi kecil. Untuk itu, temui dokter Anda jika Anda menduga bayi Anda memiliki masalah stenosis pilorus.
Itulah beberapa penyebab yang bisa membuat bayi anda gumoh atau muntah. Penyebab yang lebih serius diatas sebenarnya sangat jarang terjadi. Gumoh lebih sering terjadi karena penyebab pertama (Reflux yang belum sempurna atau masih berkembang). Jadi, bayi sering gumoh atau muntah seharusnya adalah hal yang tidak perlu dikhawatirkan selama gejala serius tidak dialami bayi anda, namun bisa juga dikonsultasikan dengan dokter untuk lebih meyakinkan anda.
Leave a Reply